Batas Cakrawala I
angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi.
dan dua belas ekor singa
muncul dari masa silam
merobek-robek hatiku yang celaka.
aku memanggilmu berulang kali
namun kau tetap bisu bersama waktu
aku memanggil namamu
kerna engkau rumah di lembah.
dan tuhan ?
adalah seniman tak terduga
Batas Cakrawala II
seribu jari dari masa silam
menuding kepadaku.
tidak!
aku tak bisa kembali.
aku memanggil namamu lagi
tapi amarahku bangkit dengan perkasa malam ini
menghamburkan diri ke batas cakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
penuh. dan prawan.
Batas Cakrawala III
lalu keheningan menyapa ramah
bak telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya.
wajahku. lihatlah, wajahku.
terkaca di keheningan.
berdarah dan luka-luka
dicakar masa silamku.
Masih cinta
biar kulukis wajahmu di atas senja.
agar kau tau rasa yang kusimpan jauh
lalu temani air mata ku
hinggapi sepi-sepi
cinta kembalilah menuai rindu untukku
lalu
izinkan aku berbisik merdu
bahwa aku masih mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar